Sungai penuh – Produksi Jagung Turun Picu Kenaikan Harga Ayam-Telur Gejolak harga pangan kembali terjadi. Penurunan produksi jagung di sejumlah sentra utama Indonesia dalam beberapa bulan terakhir berdampak langsung pada naiknya harga pakan ternak. Imbasnya, harga ayam potong dan telur ayam di pasaran ikut merangkak naik dan memberatkan masyarakat.
baca juga:Lautan Manusia Di Kantor Bupati Merangin Bukti Cinta Kepada Rasulullah
Produksi Jagung Anjlok
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi jagung pada periode Juli–Agustus mengalami penurunan signifikan dibanding tahun lalu. Beberapa faktor penyebab antara lain perubahan iklim, keterlambatan musim tanam, dan serangan hama. Sentra produksi jagung di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan NTB menjadi wilayah yang paling terdampak.
“Stok jagung yang masuk ke gudang penggilingan berkurang drastis. Padahal kebutuhan pakan ayam dari jagung mencapai lebih dari 50%,” ungkap Ketua Asosiasi Peternak Unggas Indonesia.
Dampak ke Harga Pakan
Jagung adalah bahan utama dalam formulasi pakan ternak. Turunnya produksi membuat harga jagung melonjak hingga Rp6.500–Rp7.000 per kilogram di tingkat petani, jauh di atas harga acuan pemerintah. Kondisi ini membuat produsen pakan menaikkan harga jual, yang akhirnya dibebankan ke peternak ayam ras petelur maupun pedaging.
Seorang peternak di Blitar mengaku kesulitan menekan biaya produksi. “Harga pakan naik terus, sementara kami harus tetap menjual ayam dan telur dengan margin tipis. Kalau tidak, konsumen keberatan,” ujarnya.
Harga Ayam dan Telur Merangkak Naik
Efek domino pun terjadi. Di sejumlah pasar tradisional di Jakarta, harga ayam broiler kini mencapai Rp42.000–Rp45.000 per kilogram, naik sekitar Rp5.000 dibanding bulan lalu. Sementara harga telur ayam ras menembus Rp32.000 per kilogram, melampaui harga acuan pemerintah sebesar Rp27.000.
Kenaikan ini dirasakan langsung masyarakat. Ibu rumah tangga mengeluhkan kebutuhan protein hewani semakin mahal. “Biasanya beli satu kilo telur buat anak-anak, sekarang jadi kurang karena harganya naik,” kata Yani, warga Tebet.
Pemerintah Cari Solusi
Kementerian Pertanian bersama Badan Pangan Nasional menyatakan sedang menyiapkan langkah darurat untuk menekan harga. Beberapa opsi yang dibahas antara lain impor jagung terbatas, penyaluran subsidi pakan untuk peternak kecil, serta percepatan program peningkatan produktivitas jagung di dalam negeri.
“Kami sedang koordinasi dengan Bulog agar bisa melakukan intervensi pasar. Fokusnya menjaga keseimbangan harga agar konsumen tidak terbebani, tapi peternak tetap bertahan,” ujar Deputi Bidang Pangan Nasional.
Tantangan Swasembada Jagung
Kasus ini menunjukkan rapuhnya ketahanan pangan di sektor jagung, padahal komoditas ini menjadi penopang utama industri unggas nasional.
“Kunci solusi ada di hulu: perbaikan distribusi benih, teknologi budidaya, dan stabilitas harga di tingkat petani. Tanpa itu, ayam dan telur akan selalu jadi korban fluktuasi jagung,” jelas seorang ekonom pangan.
Harapan Masyarakat
Masyarakat berharap pemerintah segera melakukan langkah konkret agar harga ayam dan telur kembali terjangkau.




