, ,

Hipertensi Masih Ancaman Utama Warga Sungai Penuh

oleh -163 Dilihat
oleh

Sungai Penuh – Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi masih menjadi ancaman utama bagi kesehatan masyarakat di Kota Sungai Penuh. Data terbaru Dinas Kesehatan (Dinkes) menunjukkan bahwa kasus hipertensi terus meningkat dalam tiga tahun terakhir, menjadikannya penyakit tidak menular paling banyak ditemukan di seluruh wilayah kerja puskesmas.RRI.co.id - Hipertensi Masih Ancaman Utama Warga Sungai Penuh

baca juga:Wabah Akut Yang Menggerogoti Perekonomian Kerinci Dan Sungai Penuh

Kasus Terus Meningkat

Berdasarkan laporan Profil Kesehatan Kota Sungai Penuh 2025, sedikitnya 3 dari 10 warga dewasa di kota tersebut tercatat memiliki tekanan darah di atas batas normal. Kecenderungan ini paling banyak ditemukan pada kelompok usia di atas 40 tahun, meski kini mulai menjangkiti usia produktif.

Kepala Dinas Kesehatan Sungai Penuh, dr. Rini Marlina, menyebutkan bahwa gaya hidup masyarakat menjadi faktor dominan di balik peningkatan angka hipertensi.

“Pola makan tinggi garam, kurang aktivitas fisik, dan stres akibat tekanan ekonomi merupakan penyebab utama. Banyak warga baru menyadari terkena hipertensi setelah mengalami gejala serius seperti pusing berat atau sesak,” ujarnya, Jumat (4/10/2025).

Puskesmas Kian Sibuk, Edukasi Ditingkatkan

Beberapa puskesmas di Sungai Penuh melaporkan peningkatan kunjungan pasien hipertensi hingga 20 persen dibanding tahun sebelumnya. Puskesmas Koto Baru, misalnya, mencatat rata-rata 50 pasien hipertensi setiap minggu.

Petugas kesehatan kini gencar melakukan skrining tekanan darah keliling di desa dan sekolah, sebagai bagian dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

“Kami rutin turun ke lapangan, terutama untuk warga lanjut usia dan pekerja pasar. Banyak yang tidak tahu dirinya hipertensi karena merasa sehat,” kata Fitri Yuliani, tenaga kesehatan Puskesmas Sungai Bungkal.

Ancaman Diam-diam: Komplikasi Serius

Hipertensi dikenal sebagai “silent killer” karena sering kali tidak menunjukkan gejala jelas, namun bisa menimbulkan komplikasi fatal seperti stroke, gagal jantung, dan penyakit ginjal kronis. Rumah Sakit H. Bakri Sungai Penuh mencatat bahwa sekitar 40 persen pasien rawat inap di ruang penyakit dalam merupakan penderita hipertensi dengan komplikasi.

“Banyak pasien datang dalam kondisi sudah parah. Padahal jika rutin memeriksa tekanan darah dan menjaga pola makan, hipertensi bisa dikendalikan,” ujar dr. Taufik Hamzah, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam di RS H. Bakri.

Gaya Hidup Warga Jadi Tantangan

Selain faktor genetik, kebiasaan masyarakat seperti konsumsi makanan asin, gorengan, dan kurang olahraga memperburuk situasi. Di kawasan pasar dan perkantoran, minuman manis dan kopi pekat menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian warga.

“Kopi tiga kali sehari, makan pakai ikan asin dan sambal, itu sudah biasa. Baru terasa bermasalah kalau kepala sering berat dan jantung berdebar,” tutur Samsul Bahri (52), warga Koto Lolo yang kini rutin minum obat penurun tekanan darah.

Upaya Pemerintah Daerah

Pemerintah Kota Sungai Penuh kini memperkuat program Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular) di setiap kelurahan, bekerja sama dengan kader PKK dan karang taruna. Dinas Kesehatan juga berencana membuka klinik konsultasi gizi dan olahraga untuk membantu warga mengatur pola hidup sehat.

“Fokus kami bukan hanya pengobatan, tapi pencegahan. Kalau warga disiplin cek tekanan darah dan mengatur makan, kasus bisa ditekan,” tegas dr. Rini.

Selain itu, pemerintah berencana meluncurkan gerakan “Satu Rumah Satu Tensi”, yakni program yang mendorong setiap keluarga memiliki alat ukur tekanan darah sendiri.

Penutup: Perlu Kesadaran Kolektif

Meski berbagai upaya telah dilakukan, para tenaga kesehatan menilai perubahan perilaku masih menjadi tantangan terbesar. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan rutin dan pola hidup sehat masih rendah.

“Hipertensi bukan penyakit orang tua saja. Ini bisa menyerang siapa pun. Kalau dibiarkan, risikonya fatal,” kata dr. Taufik.

Dan kuncinya ada pada kesadaran diri setiap warga.”

Indosat

No More Posts Available.

No more pages to load.