Gelap yang Menantang Terang: Dua Desa Penghasil Emas Hijau di Kerinci Masih Bertaruh dengan Kegelapan
Sungai Penuh– Di jantung Bukit Barisan, Kabupaten Kerinci menyimpan sejuta pesona alam dan kekayaan agraris yang memukau. Namun, di balik gemerlap kemajuan, tersembunyi kisah pilu tentang dua desa yang masih berjibaku dengan kegelapan. Ya, hingga detik ini, puluhan keluarga di Desa Trasbermas, Kecamatan Siulak, dan Desa Masgo, Kecamatan Gunung Raya, masih belum merasakan terangnya aliran listrik dari PLN.

Baca Juga : Misteri Kematian Bayi Di Kebun Pisang Polisi Buru Pasangan Orang Tuanya
Fakta ini bagai paradoks yang menyayat. Kedua desa ini bukanlah daerah yang miskin hasil. Sebaliknya, mereka adalah penyangga pangan, penghasil “emas hijau” komoditas pertanian unggulan Kerinci.
Bertahun-tahun Menanti di Ujung Jalan yang Terhalang
Bagi warga di dua desa terpencil ini, menantikan listrik bukan lagi soal hari atau bulan, melainkan perjalanan panjang bertahun-tahun. Data dari PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Sungai Penuh mencatat, sedikitnya 75 Kepala Keluarga (KK) masih hidup bagai di pulau terpencil, terisolasi dari jaringan listrik negara.
Eko Pitono, Manajer PLN ULP Sungai Penuh, membenarkan kondisi memilukan ini. Ia menjelaskan bahwa komitmen PLN untuk menerangi kedua desa itu sebenarnya sudah bulat. “Persiapan teknis kami sudah matang, tenaga dan material siap diterjunkan. Namun, jantung masalahnya terletak pada akses,” ujar Eko.
Rintangan utamanya adalah geografi dan regulasi. Jalur yang harus dilalui kabel listrik ternyata menerobos kawasan hutan lindung. Aturan mainnya jelas: intervensi apa pun di area tersebut memerlukan izin khusus dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Tanpa lampu hijau dari pemerintah pusat, mustahil bagi PLN untuk memulai pembangunan jaringan.
Sinergi Tiga Pilar Kunci: Harapan di Ujung Terowongan
Di tengah kebuntuan ini, PLN tidak tinggal diam. Dua strategi besar telah disiapkan untuk menjadi pemecah kebekuan.
-
Program Listrik Gratis untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah: PLN telah mengajukan proposal pemasangan listrik gratis sebanyak 1.000 titik di seluruh Kabupaten Kerinci. Program ambisius ini, jika didukung penuh oleh Pemerintah Daerah dan DPRD setempat, akan menjadi terobosan signifikan, termasuk bagi warga Trasbermas dan Masgo.
-
Imbauan untuk Program Listrik Desa (Lisdes): Eko Pitono dengan tegas mengimbau agar Pemerintah Daerah bersama DPRD segera mengajukan program Listrik Desa (Lisdes) kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Program Lisdes ini dirancang khusus untuk menjangkau daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) seperti dua desa ini, dengan pendanaan dan mekanisme khusus.
Listrik Bukan Hanya Penerang, Tapi Penggerak Ekonomi
Dampak dari absennya listrik ini sangat nyata dan multidimensi. Bagi petani di Trasbermas dan Masgo, listrik bukan sekadar untuk menyalakan lampu. Ia adalah nyawa bagi penggerak ekonomi.
-
Pascapanen: Tanpa listrik, pendinginan dan pengolahan hasil pertanian menjadi sangat terbatas, berpotensi menurunkan kualitas dan harga jual.
-
Edukasi: Anak-anak sekolah kesulitan belajar di malam hari, memperlebar kesenjangan pendidikan.
-
Kesehatan: Layanan kesehatan dasar dan penyimpanan obat-obatan menjadi tantangan tersendiri.
-
Informasi: Mereka terputus dari akses informasi dan komunikasi yang vital di era digital.
Harapan kini menggantung pada sinergi yang kuat antara Pemerintah Daerah, DPRD, dan Pemerintah Pusat. Kolaborasi ini penting untuk mempercepat proses perizinan, memangkas birokrasi, dan memastikan bahwa pembangunan jaringan listrik ini menjadi prioritas nasional.
Gemerlap Menerangi Trasbermas dan Masgo bukan sekadar memenuhi hak dasar warga. Ini adalah investasi untuk membuka mata rantai ekonomi yang terhambat, memberdayakan petani lokal, dan mengangkat harkat hidup masyarakat. Jika terwujud, “emas hijau” Kerinci tidak hanya akan bersinar di siang hari, tetapi juga akan terus berpendar di bawah terangnya lampu, mengantarkan kemandirian dan kesejahteraan yang sesungguhnya bagi para pejuang pangan di pelosok negeri.






