, ,

BKSDA Jambi dan REKI Sukses Lepasliarkan Dua Beruang Madu di Hutan Harapan

oleh -510 Dilihat

Kembali ke Alam: Dua Beruang Madu Menemukan Rumah Baru di Hutan Harapan Jambi

Laporan Sungai Penuh- Sebuah babak baru kehidupan dimulai untuk dua ekor beruang madu (Helarctos malayanus) di jantung Hutan Harapan, Jambi. Balai Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA Jambi, bersama dengan PT. Restorasi Ekosistem Indonesia REKI, berhasil melepasliarkan kedua satwa langka dan dilindungi tersebut dalam sebuah upaya monumental untuk merajut kembali keanekaragaman hayati Indonesia.

BKSDA Jambi dan REKI Sukses Lepasliarkan Dua Beruang Madu di Hutan Harapan
BKSDA Jambi dan REKI Sukses Lepasliarkan Dua Beruang Madu di Hutan Harapan

Baca Juga : Ribuan Lilin Berkobar di Mapolda Jambi untuk Penghormatan Terakhir Driver Ojol Meninggal Dunia

Pelepasliaran ini bukan sekadar melepas satwa ke hutan, melainkan sebuah proses konservasi ilmiah yang panjang dan penuh perhitungan. Kawasan restorasi ekosistem yang dikelola PT. REKI di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Batang Hari, terpilih sebagai rumah baru bagi beruang-beruang ini setelah melalui serangkaian observasi ketat. Pemilihan tiga titik lokasi khusus dilakukan untuk memastikan mereka memiliki akses yang optimal terhadap sumber makanan dan wilayah yang aman.

Sebuah Konvoi Konservasi untuk Keseimbangan Alam

Kedua beruang madu itu tidak sendirian dalam perjalanan pulang ke alam liar. Mereka adalah bagian dari sebuah “konvoi konservasi” yang turut melepaskan 3 ekor berang-berang (Lutrinae) yang lincah, 4 ekor burung tiung mas (Gracula religiosa) yang pintar menirukan suara, dan 14 ekor ular sanca batik (Malayopython reticulatus) yang merupakan penyeimbang alami dalam rantai makanan. Semua satwa ini merupakan hasil penyerahan sukarela dari masyarakat atau penyelamatan, yang kini telah dipersiapkan untuk hidup mandiri di habitat aslinya.

“Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari upaya penyelamatan satwa. Setelah melalui proses rehabilitasi, inilah saat yang tepat untuk mengembalikan mereka ke pangkuan alam,” tegas Agung Nugroho, Kepala BKSDA Jambi, dalam pernyataannya.

Persiapan Matang untuk Keberhasilan Adaptasi

Jalan menuju pelepasliaran ini tidak instan. Sebelumnya, tim gabungan dari BKSDA dan PT. REKI telah melakukan pemeriksaan medis menyeluruh untuk memastikan satwa-satwa tersebut sehat dan bebas penyakit. Proses observasi perilaku juga kritikal untuk menilai kesiapan mereka bertahan hidup di alam bebas.

Yang tak kalah penting, komitmen pemantauan pasca-lepas juga telah disiapkan. Tim konservasi akan secara berkala memantau pergerakan dan adaptasi satwa menggunakan kombinasi teknologi dan pengamatan langsung. Kamera jebak (camera trap) akan menjadi “mata” yang mengawasi tanpa mengganggu, sementara survei habitat akan memastikan ketersediaan pakan dan keamanan kawasan tetap terjaga.

Mengapa Hutan Harapan?

Hutan Harapan bukanlah hutan biasa. Kawasan seluas 98.555 hektar ini adalah salah satu perintis konsep restorasi ekosistem di Indonesia dan merupakan sisa terakhir dari hutan hujan dataran rendah Sumatera yang sangat kaya.

Agung Nugroho menjelaskan, “Hutan Harapan yang dikelola PT. REKI secara aturan dan kondisi ekologi memenuhi semua syarat untuk menjadi lokasi pelepasliaran. Ini adalah upaya strategis untuk menambah dan memulihkan keanekaragaman hayati kita.”

Rohmat Eko Santoso, Kepala Departemen Riset dan Konservasi PT. REKI, menambahkan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah memulihkan keseimbangan alam.

Data terbaru dari PT. REKI membuktikan betapa kayanya Hutan Harapan: terdapat 1.311 spesies flora, 64 spesies mamalia (termasuk Harimau Sumatera dan Ungko), 312 spesies burung dengan spesies kunci seperti Rangkong Gading yang ikonik, serta 71 spesies reptil, 55 spesies amfibi, dan 123 spesies ikan. Keseluruhan kekayaan alam ini menciptakan sebuah ekosistem lengkap yang mampu mendukung rantai makanan dan menjadi rumah yang ideal untuk para penghuni barunya.

Indosat

No More Posts Available.

No more pages to load.